Globalisasi tampaknya telah menjadi
bagian dari kehidupan kita. Kita tidak dapat melepaskan diri dari globalisasi.
Siap atau tidak siap kita harus tetap berhadapan dengan globalisasi. Namun,
arus globalisasi tidak selamanya berdampak positif tapi juga bisa berdampak
negatif pada diri kita. Oleh karena itu, kita harus mempunyai penyaring
(filter) supaya kita bisa menghadapi globalisasi dan kita tidak terlindas oleh
jaman.
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari
kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses
menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di
dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi yang belum memiliki definisi
yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga
bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu
proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa
seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan
satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan
batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Dampak
Globalisasi
Dampak Positif Globalisasi :
1. Produksi global dapat
ditingkatkan
2. Meningkatkan kemakmuran
masyarakat dalam suatu negara
3. Meluaskan pasar untuk produk
dalam negeri
4. Dapat memperoleh lebih banyak
modal dan teknologi yang lebih baik
5. Menyediakan dana tambahan untuk
pembangunan ekonomi
6. Mudah memperoleh informasi dan
ilmu pengetahuan
7. Mudah melakukan komunikasi
8. Cepat dalam bepergian (mobilitas
tinggi)
9. Menumbuhkan sikap kosmopolitan
dan toleran
10. Memacu untuk meningkatkan
kualitas diri
11. Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak Negatif Globalisasi Ekonomi :
1. Menghambat pertumbuhan sektor
industri
2. Memperburuk neraca pembayaran
3. Sektor keuangan semakin tidak
stabil
4. Memperburuk prospek pertumbuhan
ekonomi jangka panjang
5. Informasi yang tidak tersaring
6. Perilaku konsumtif
7. Membuat sikap menutup diri,
berpikir sempit
8. Pemborosan pengeluaran dan meniru
perilaku yang buruk
9. Mudah terpengaruh oleh hal yang
tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara
Setelah mengetahui arti globalisasi
serta dampak dari globalisasi kita dapat mulai menganalisa pertanyaan tersebut.
Menurut saya koperasi saat ini belum
siap untuk menghadapi era globalisasi. Mengapa?? Karena koperasi saat ini
kondisinya sedang tidak baik, bahkan bisa dibilang buruk. Penyebabnya
pengelolaan yang kurang profesional, kurangnya pengaturan manajemen, pengurus
banyak yang korup, pengelola koperasi juga belum ada kemampuan untuk benar –
benar mengelola dengan baik, produk yang dihasilkan juga belum mencukupi.
Sebenarnya Indonesia bisa menjadi Negara maju, dengan kekayaan alam yang di
miliki oleh Indonesia, jika dikelola dan dikembangkan dengan baik, pasti
Indonesia bisa menjadi negara maju. Tetapi, karena pengolahannya kurang dan
masyarakatnya belum bisa memanfaatkan hasil bumi Indonesia maka Indonesia belum
bisa dikatakan sebagai Negara maju.
Mengglobalkan koperasi
Koperasi sebagai suatu badan usaha
kerakyatan di Indonesia tidak luput dari pengaruh derasnya arus globaliasi.
Jalan koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan perekonomian dunia terbuka
lebar. Koperasi harus mengevaluasi diri agar dapat menghadapi berbagai
tantangan untuk mengembangkan sayap koperasi di percaturan perekonomian global.
Dalam era globalisasi ini seleksi alam tentu saja terjadi, walaupun koperasi
hanyalah badan usaha kecil dan menengah, koperasi harus menjadi badan usaha
yang kompetitif dibandingkan badan usaha lainnya.
·
Membenahi kondisi internal koperasi
Koperasi perlu membenahi kondisi
internalnya. Dominasi pengurus yang berlebihan dan tidak sesuai dengan
proporsinya perlu dibatasi dengan adanya peraturan. Peraturan akan memperkecil
adanya penyimpangan-penyimpangan dalam koperasi, sehingga pemanfaatan koperasi
untuk kepentingan pribadi, penyimpangan dalam hal pengelolaan dana, maupun
praktik;praktik KKN dapat dihindari.
·
Menetapkan sistem GCG
Koperasi perlu mencontoh sistem Good
Corporate Governance (GCG) seperti yang telah diterapkan pada
perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum perseroan. Implementasi GCG pada
beberapa hal dapat pula diterapkan dalam koperasi. Untuk itu sudah
selayaknya Kementrian Koperasi dan UKM memperkenalkan suatu konsep sistem GCG
pada koperasi-koperasi agar terciptanya tata kelola koperasi yang lebih baik.
Mengembangkan teknologi dan
meningkatkan sumber daya manusia di koperasi. Sebagai salah satu anggota dalam
pasar bebas, tentunya koperasi harus berhadapan dengan pesaing-pesaing usaha
lainnya. Untuk dapat survive dalam pasar global, kebutuhan akan informasi dan
peningkatan sumber daya sangat diperlukan.
Langkah Koperasi untuk Menghadapi EraGlobalisasi
Berikut ini adalah ringkas langkah
koperasi untuk menghadapi era-globalisasi:
a. Dalam menjalankan usahanya,
pengurus koperasi harus mampu mengidentifikasi kebutuhan kolektif anggotanya
dan memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan mempertimbangkan aspirasi
anggota-anggotanya, sangat dimungkinkan kebutuhan kolektif setiap koperasi
berbeda-beda.
b. Adanya efektifitas biaya
transaksi antara koperasi dengan anggotanya sehingga biaya tersebut lebih kecil
jika dibandingkan biaya transaksi yang dibebankan oleh lembaga non-koperasi.
c. Kesungguhan kerja pengurus dan
karyawan dalam mengelola koperasi. Disamping kerja keras, figur pengurus
koperasi hendaknya dipilih orang yang amanah, jujur serta transparan.
d. Pemahaman pengurus dan anggota
akan jati diri koperasi, pengertian koperasi, nilai-nilai koperasi dan
prinsip-prinsip gerakan koperasi harus dijadikan point penting karena hal itu
yang mendasari segala aktifitas koperasi. Aparatur pemerintah terutama
departemen yang membidangi masalah koperasi perlu pula untuk memahami secara
utuh dan mendalam mengenai perkoperasian.
e. Kegiatan koperasi bersinergi
dengan aktifitas usaha anggotanya.
f. Koperasi produksi harus merubah
strategi kegiatannya dengan mereorganisasi kembali supaya kompatibel dengan
tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, koperasi pun mampu setidaknya
menghadapi era globalisasi saat ini, bukan malah terseret arus globalisasi yang
berdampak koperasi akan tenggelam. Mari kita benahi koperasi sejak dini, karena
koperasi di Indonesia juga merupakan jati diri bangsa dalam memajukan
perekonomian.
Seandainya globalisasi benar-benar
terwujud sesuai dengan skenario terjadinya pasar bebas dan persaingan bebas,
maka bukan berarti tamatlah riwayatnya koperasi. Peluang koperasi untuk tetap
berperan dalam percaturan perekonomian nasional dan internasional terbuka lebar
asal koperasi dapat berbenah diri menjadi salah satu pelaku ekonomi (badan
usaha) yang kompetitif dibandingkan pelaku ekonomi lainnya.
Peluang Dan Tantangan Koperasi Di Era Globalisasi
Pada waktu krisis moneter dan
ekonomi menghantam Indonesia, ternyata BUMS dan BUMN/BUMD banyak yang gulung
tikar, meninggalkan hutang yang begitu besar. Usaha kecil, Menengah dan
Koperasi (UKMK) yang biasanya dianggap tidak penting dan disepelekan justru
sebagian besar dapat eksis dalam menghadapi badai krisis. Dengan demikian sector
yang disebut belakangan (UKMK) dapat menjadi pengganjal untuk tidak terjadinya
kebangkrutan perekonomian, bahkan sebaliknya dapat diharapkan sebagai motor
penggerak roda perekonomian nasional untuk keluar dari krisis. Sebagai contoh
banyak peluang pasar yang semula tertutup sekarang menjadi terbuka. Seperti
akibat mahalnya harga obat yang sebagian besar masih diimpor, produsen jamu
(ada membentuk koperasi) mendapat kesempatan memperlebar pasarnya dari pangsa
yang lebih menyerupai “ceruk pasar” menuju kepada pasar yang lebih bermakna.
Seandainya globalisasi benar-benar terwujud sesuai dengan sekenario terjadinya
pasar bebas dan persaingan bebas, maka bukan berarti tamatlah riwayat koperasi.
Peluang koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan perekonomian nasional
dan internasional terbuka lebar asalkan koperasi dapat berbenah diri menjadi
salah satu pelaku ekonomi (badan usaha) yang kompetitif dibandingkan pelaku
ekonomi lainnya. Tantangan untuk pengembangan masa depan memang relatif berat,
karena kalau tidak dilakukan pemberdayaan dalam koperasi dapat tergusur dalam
percaturan persaingan yang makin intens dan mengglobal. Kalau kita lihat
ciri-ciri globalisasi dimana pergerakkan barang, modal dan uang demikian bebas
dan perlakuan terhadap pelaku ekonomi sendiri dan asing(luar negeri)sama, maka
tidak ada alasan lagi bagi suatu Negara untuk menidurkan para pelaku ekonomi
(termasuk koperasi) yang tidak efisien dan kompetitif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar