Minggu, 24 Mei 2015

TUGAS SOFTSKILL PEREKONOMIAN INDONESIA

Berikut link menuju tugas softskill Perekonomian Indonesia

BAB V : KEMISKINAN DAN KESENJANGAN
BAB VI : PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH DAN OTOMOMI DAERAH
BAB VII : SEKTOR PERTANIAN
BAB VIII : INDUSTRIALISASI DI INDONESIA

Nama: Melati Ferdarani
Kelas: 1EB16
NPM: 26214563

BAB VIII : INDUSTRIALISASI DI INDONESIA

BAB VIII : INDUSTRIALISASI DI INDONESIA
A.     Konsep dan Tujuan Industrialisasi
  •  Awal konsep industrialisasiè Revolusi industri abad 18 di Inggris è Penemuan metode baru dlm pemintalan dan penemuan kapas yg menciptakan spesialisasi produksi dan peningkatan produktivitas factor produksi.
  • Selanjutnya penemuan baru pengolahan besi & mesin uap shg mendorong inovasi è Baja, kereta dan kappa tenaga uap.
  • Setelah PD II  muncul teknolgi baru è Asembly line, listrik, motor, barang sintetis, telekomunikasi, elektronik, bio, computer & robot
  • Perubahan Pola dan Volume Perdagangan Dunia dan Proses Industrialisasi di dunia

Industrialisasi adalah suatu proses interkasi antara perkembangan teknologi, inovasi, spesialisasi dan perdagangan dunia untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mendorong perubahan struktur ekonomi.
Industrialisasi merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan ekonomi. Hanya beberapa Negara dengan penduduk sedikit & kekayaan alam meilmpah seperti Kuwait & libya ingin mencapai pendapatan yang tinggi tanpa industrialisasi.
B.      Faktor-Faktor Pendukung Industrialisasi
Faktor pendorong industrialisasi (perbedaan intesitas dalam proses industrialisasi antar negara) :
a)      Kemampuan teknologi dan inovasi
b)      Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita
c)      Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah seperti mesin alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih cepat
d)      Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk. Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi
e)      Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang diberikan.
f)       Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasi
g)      Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi ekspor.

C.      Perkembangan Sektor Industri Manufaktur di Indonesia
Industri diklasifikasikan:
a)      Industri primer/hulu yaitu mengolah output dari sektor pertambangan (bahan mentah) menjadi bahan baku siap pakai untuk kebutuhan proses produksi pada tahap selanjutnya
b)      Industri sekunder/manufaktur yang mencakup: industri pembuat modal (mesin), barang setengah jadi dan alat produksi, dan industri hilir yang memproduksi produk konsumsi
1.      Pertumbuhan output
Pertumbuhan output yang tinggi disebabkan oleh permintaan eksternal yang tinggi.
Tingkat perkembangan industri manufaktur dapat dilihat dari pendalaman struktur industri itu sendiri. Struktur industri:
a)      Ragam produk è barang konsumsi, sederhana, barang konsumsi dg kandungan teknologi yanglebih canggih, barang modal,
b)      Intensitas pemakain faktor produksiè barang dengan padat karya dan barang dengan padat modal
c)      Orinetasi pasar è barang domestik & barang ekspor
2.      Pendalaman Struktur Industri
Pembangunan ekonomi jangka panjang dapat merubah pusat kekuatan ekonomi dari pertanian menuju industri dan menggeser struktur industri yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif.
Perubahan struktur industri disebabkan oleh
a)      Penawaran aggregatè perkembangan teknolgi, kualitas SDM, inovasi material baru untuk produksi
b)      Permintaan aggregatè peningkatan pendapatan perkapita yang mengubah volume & pola konsumsi
Berdasarkan analisis tingkat pendalaman struktur industri:
a)      Orientasi perkembangan industri manuafktur di Indonesia masih pada barang konsumsi sederhana seperti makanan, minuman pakaian jadi sampail bambu, rotan & kayu
b)      Sisi permintaan aggergat, pasar domestik barang konsumsi berkembang pesat seiring laju penduduk & peningkatan pendapatan masyarakat per kapita
c)      Sisi penawaran aggregat, Sarana dan prasarana menunjang untuk produksi barang konsumsi tersebut dibandingkan barang modal
d)      Aspek teknolgi, kandungan teknologi barang konsumsi lebih rendah

3.      Tingkat Teknologi produk manufaktur
Teknologi yang digunakan dalam industri manufaktur mencakup:
a)      Tekonolgi tinggi mencakup: komputer, obat-obatan, produk elektronik, alat komunikasi dan sebagainya
b)      Teknologi sedang mencakup: plastik, karet, produk logam sederhana, penyulingan minyak, produk mineral bukan logam
c)      Teknolgi rendah mencakup: kertas, percetakan, tekstil, pakaian jadi, minuman, rokok, dan mebel
4.      Ekspor
Kinerja ekspor dapat digunakan untuk mengukur hasil pembangunan industry manufaktur.
5.      Ketergantungan Impor
Ketergantungan terhadap impor juga merupakan indicator keberhasilan pembangunan sector industry.

D.     Permasalahan Industrialisasi Manufaktur Nasional
Industri manufaktur di LDCs lebih terbelakang dibandingkan di DCs, hal ini karena :
1.      Keterbatasan teknologi
2.      Kualitas Sumber daya Manusia
3.      Keterbatasan dana pemerintah (selalu difisit) dan sektor swasta
4.      Kerja sama antara pemerintah, industri dan lembaga pendidikan & penelitian masih rendah

Masalah dalam industri manufaktur nasional:
1.     Kelemahan struktural
a)     Basis ekspor & pasar masih sempitè walaupun Indonesia mempunyai banyak sumber daya alam & TK, tapi produk & pasarnya masih terkonsentrasi:
§  terbatas pada empat produk (kayu lapis, pakaian jadi, tekstil & alas kaki)
§  Pasar tekstil & pakaian jadi terbatas pada beberapa negara: USA, Kanada, Turki & Norwegia
§  USA, Jepang & Singapura mengimpor 50% dari total ekspor tekstil & pakaian jadi dari Indonesia
§  Produk penyumbang 80% dari ekspor manufaktur indonesia masih mudah terpengaruh oleh perubahan permintaan produk di pasar terbatas
§  Banyak produk manufaktur terpilih padat karya mengalami penurunan harga muncul pesaing baru seperti cina & vietman
§  Produk manufaktur tradisional menurun daya saingnya sbg akibat factor internal seperti tuntutan kenaikan upah
b)      Ketergantungan impor sangat tinggi
1990, Indonesia menarik banyak PMA untuk industri berteknologi tinggi seperti kimia, elektronik, otomotif, dsb, tapi masih proses penggabungan, pengepakan dan assembling dengan hasil:
§  Nilai impor bahan baku, komponen & input perantara masih tinggi diatas 45%
§  Industri padat karya seperti tekstil, pakaian jadi & kulit bergantung kepada impor bahan baku, komponen &  input perantara  masih tinggi.
§  PMA sector manufaktur masih bergantung kepada suplai bahan baku & komponen dari LN
§  Peralihan teknologi (teknikal, manajemen, pemasaran, pengembangan organisasi dan keterkaitan eksternal) dari PMA masih terbatas
§  Pengembangan produk dengan merek sendiri dan pembangunan jaringan pemasaran masih terbatas
c)      Tidak ada industri berteknologi menengah
§  Kontribusi industri berteknologi menengah (logam, karet, plastik, semen) terhadap pembangunan sektor industri manufaktur menurun tahun 1985 -1997.
§  Kontribusi produk padat modal (material dari plastik, karet, pupuk, kertas, besi & baja) thd ekspor menurun 1985 – 997
§  Produksi produk dg teknologi rendah berkembang pesat.
d)      Konsentrasi regional
Industri menengah & besar terkonsentrasi di Jawa.

2.      Kelemahan organisasi
a)      Industri kecil & menengah masih terbelakangèproduktivtas rendahè Jumlah Tk masih banyak (padat Karya)
b)      Konsentrasi Pasar
c)      Kapasitas menyerap & mengembangkan teknologi masih lemah
d)      SDM yang lemah

E.      Strategi Pembangunan Sektor Industri
Startegi pelaksanaan  industrialisasi:
1.      Strategi substitusi impor (Inward Looking).
Bertujuan mengembangkan industri berorientasi domestic yang dapat menggantikan produk impor. Negara yang menggunakan strategi ini adalah Korea & Taiwan
Pertimbangan menggunakan strategi ini:
a)      Sumber daya alam & Faktor produksi cukuo tersedia
b)      Potensi permintaan dalam negeri memadai
c)      Sebagai pendorong perkembangan industri manufaktur dalam negeri
d)      Kesempatan kerja menjadi luas
e)      Pengurangan ketergantungan impor, shg defisit berkurang

2.      Strategi promosi ekspor (outward Looking)
Beorientasi ke pasar internasional dalam usaha pengembangan industri dalam negeri yang memiliki keunggulan bersaing.
Rekomendasi agar strategi ini dapat berhasil :
a) Pasar harus menciptakan sinyal harga yang benar yang merefleksikan kelangkaan barang ybs baik pasar input maupun output
b)      Tingkat proteksi impor harus rendah
c)      Nilai tukar harus realistis
d)      Ada insentif untuk peningkatan ekspor

BAB VII : SEKTOR PERTANIAN

BAB VII : SEKTOR PERTANIAN
A.     Sektor Pertanian di Indonesia
1.      Selama periode 1995-1997è PDB sektor pertanian (peternakan, kehutanan & perikanan) menurun & sektor lain spt menufaktur meningkat.
2.      Sebelum krisis moneter, laju pertumbuhan output sektor pertanian < ouput sektor non pertanian
3.      1999 semua sektor turun kecuali listrik, air dan gas.
Rendahnya pertumbuhan output pertanian disebabkan:
1.      Iklim è kemarau jangka panjang berakibat volume dan daya saing turun
2.      Lahan è lahan garapan petani semakin kecil
3.      Kualitas SDM è rendah
4.      Penggunaan Teknologi è rendah
Sistem perdagangan dunia pasca putaran Uruguay (WTO/GATT) ditandatangani oleh 125 negara anggota GATT telah menimbulkan sikap optimisme & pesimisme Negara LDC’s:
1.      Optimisè Persetujuan perdagangan multilateral WTO menjanjikan berlangsungnya perdagangan bebas didunia terbebas dari hambatan tariff & non tariff
2.      Pesimisè Semua negara mempunyai kekuatan ekonomi yg berbeda. DC’s mempunyai kekuatan > LDC’s
Perjanjain tsb merugikan bagi LDC’s, karena produksi dan perdagangan komoditi pertanian, industri & jasa di LDC’s masih menjadi masalah besar & belum efisien sbg akibat dari rendahnya teknologi & SDM, shg produk dri DC’s akan membanjiri LDC’s.
Butir penting dalam perjanjian untuk pertanian:
1.      Negara dg pasar pertanian tertutup harus mengimpor minimal 3 % dari kebutuhan konsumsi domestik dan naik secara bertahap menjadi 5% dlm jk waktu 6 tahun berikutnya
2.      Trade Distorting Support untuk petani harus dikurangi  sebanyak 20% untuk DC’s dan 13,3 % untuk LDC’s selama 6 tahun
3.      Nilai subsidi ekspor langsung produk pertanian harus diturunkan sebesar 36% selama 6 tahun & volumenya dikurangi 12%.
4.      Reformasi bidang pertanian dlm perjanjian ini tdk berlaku utk negara miskin
Temuan hasil studi dampak perjanjian GATT:
1.      Skertariat GATT (Sazanami, 1995)è Perjanjian tsb berdampak + yakni peningkatan pendapatan per tahun è Eropa Barat US $ 164 Milyar, USA US$ 122 Milyar, LDC’s & Eropa Timur US $ 116 Milyar. Pengurangan subsidi ekspor sebesar 36 % dan penurunan subsidi sector pertanian akan meningkatkan pendapatan sector pertanian Negara Eropa US $ 15 milyar & LDC’s US $ 14 Milyar
2.      Goldin, dkk (1993)è Sampai th 2002, sesudah terjadi penurunan tariff & subsidi 30% manfaat ekonomi rata-rata pertahun oleh anggota GATT sebesar US $ 230 Milyar (US $ 141,8 Milyar / 67%0 dinikmati oleh DC’s dan Indonesia rugi US $ 1,9 Milyar pertahaun
3.      Satriawan (1997)è Sektor pertanian Indonesia rugi besar dlm bentuk penurunan produksi komoditi pertanian sebesar 332,83% dengan penurunan beras sebesar 29,70% dibandingkan dg Negara ASIAN
4.      Feridhanusetyawan, dkk (2000)è Global Trade Analysis Project mengenai 3 skenario perdagangan bebas yakni Putaran Uruguay, AFTA & APEC. Ide dasarnya: apa yang terjadi jika 3 skenario dipenuhi (kesepakatan ditaati) dan apa yang terjadi jika produk pertanian diikutsertakan? Perubahan yang diterapkan dalam model sesuai kesepakatan putaran Uruguay adalah:
a)      Pengurangan pajak domestic & subsidi sector pertanian sebesar 20% di DC’s dan 13 % di LDC’s
b)      Penurunan pajak/subsidi ekspor sector pertanian 36% di DC’s & 24% di LDC’s
c)      Pengurangan border tariff untuk komoditi pertanian & non pertanian
   Liberalisasi perdagangan berdampak negative bagi Indonesia thd produksi padi & non gandum. Untuk AFTA & APEC, liberalisasi  perdagangan pertanian menguntungkan Indonesia dg meningkatnya produksi jenis gandum lainnya (terigu, jagung & kedelai). AFTAèIndonesia menjadi produsen utama pertanian di ASEANdan output pertanian naik lebih dari 31%. Ekspor pertanian naik 40%.
B.      Nilai Tukar Petani
Nilai tukar è nilai tukar suatu barang dengan barang lainnya. Jika harga produk A Rp 10 dan produk B Rp 20, maka nilai tukar produk A thd B=(PA/PB)x100% =1/2. Hal ini berarti 1 produk A ditukar dengan ½ produk B. Dengan menukar ½ unit B dapat 1 unit A. Biaya opportunitasnya adalah mengrobankan 1 unit A utk membuat ½ unit B.
Dasar Tukar (DT):
1.      DT dalam negeriè pertukaran 2 barang yang berbeda di dalam negeri dg mata uang nasional
2.      DT internasional / Terms Of Tradeè pertukaran 2 barang yang berbeda di dalam negeri dg mata uang internasional
Nilai Tukar Petani è Selisih harga output pertanian dg harga inputnya (rasio indeks harga yang diterima petani dg indeks harga yang dibayar). Semakin tinggi NTP è semakin baik.
NTP setiap wilayah berbeda dan ini tergantung:
1.      Inflasi setiap wilayah
2.      Sistem distribusi input pertanian
3.      Perbedaan ekuilibrium pasar komoditi pertanian setiap wilayah (D = S) D >S è harga naik & D<Sè harga turun

C.      Investasi di Sektor Pertanian
Investasi di sector pertanian tergantung :
1.      Laju pertumbuhan output
2.      Tingkat daya saing global komoditi pertanian
Investasi:
1.      Langsung è Membeli mesin
2.      Tidak Langsung è Penelitian & Pengembangan

D.     Keterkaitan Pertanian dengan Industri Manufaktur
Salah satu penyebab krisis ekonomiè kesalahan industrialisasi yg tidak berbasis pertanian. Hal ini terlihat bahwa laju pertumbuhan sector pertanian (+) walaupu kecil, sedangkan industri manufaktur (-). Jepang, Taiwan & Eropa dlm memajukan industri manufaktur diawali dg revolusi sector pertanian.
Alasan sector pertanian harus kuat dlm proses industrialisasi:
1.      Sektor pertanian kuat è pangan terjamin è tdk ada lapar èkondisi sospol stabil
2.      Sudut Permintaan è Sektor pertanian kuat è pendapatan riil perkapita naik è permintaan oleh petani thd produk industri manufaktur naik berarti industri manufaktur berkembang & output industri menjadi input sektor pertanian
3.      Sudut Penawaran è permintaan produk pertanian sbg bahan baku oleh industri manufaktur.
4.      Kelebihan output siktor pertanian digunakan sbg sb investasi sektor industri manufaktur spt industri kecil dipedesaan.
Kenyataan di Indonesia keterkaitan produksi sektor pertanian dam industri manufaktur sangat lemah dan kedua sektor tersebut sangat bergantung kepada barang impor.
Sumber: kuswanto.staff.gunadarma.ac.id